Diare Pada Anak

Kamis, 20 Juli 2023 - 10:38:14 WITa
Diposting oleh : dr. Farid Jafar
Kategori: Artikel Kesehatan - Dibaca: 350 kali
  1. Deskripsi singkat
  2. Diare adalah buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan kotoran yang lebih lembek atau lebih cair. Diare masih menempati urutan ketiga sebagai penyebab kematian terbanyak untuk anak-anak dibawah lima tahun. diperkirakan sebanyak 800.000 kematian dibawah lima tahun disebabkan oleh diare pada tahun 2010, yang merupakan 11% dari total kematian dibawah lima tahun di seluruh dunia.

    Kasus diare paling sering disebabkan oleh infeksi virus, utamanya adalah virus (paling banyak sebagai penyebab), bakteri dan parasit, yang masuk kedalam tubuh melalui makanan atau minuman yang tercemar kemudian tertelan.

  3. Tanda dan gejala
    • Konsistensi kotoran menjadi lebih lembek atau lebih cair lebih dari tiga kali dalam sehari
    • Lebih sering anak menjadi panas/demam
    • Nyeri perut
    • Muntah-muntah
    • Lemas dikarenakan kekurangan banyak cairan yang keluar melalui buang air dan muntah, diperparah dengan penguapan air karena anak mengalami panas/demam
  4. Tatalaksana awal di rumah
  5. Pada kebanyakan kasus diare disebabkan oleh virus, hampir pada seluruh kasus diare yang disebabkan oleh virus bisa sembuh dengan sendirinya. Berikut penanganan awal yang dapat dilakukan di rumah

    1. Memastikan kebutuhan cairan terpenuhi
    2. Penanganan awal yang bisa dilakukan oleh orang tua di rumah pada anak-anak yang diare ialah memastikan kebutuhan cairan anak tercukupi karena diare paling rentan menyebabkan dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh. Memberikan anak cairan lebih banyak dari biasanya Bisa dengan memberikan air masak yang bersih, lebih baik lagi dengan memberi oralit setiap setelah buang air besar, oralit dapat ditemukan di apotik terdekat dalam bentuk kemasan atau bila tidak bisa mendapat oralit bisa juga dengan membuat Larutan Gula Garam sendiri di rumah. Karena pada saat buang air besar dan muntah, bukan hanya terjadi kehilangan air dalam tubuh, namun juga zat-zat terlarut seperti gula dan elektrolit (larutan garam normal dalam tubuh) yang dapat membuat anak lemas.

      Cara membuat Larutan Gula Garam (LGG) :

      1. Gelas belimbing (200 cc) yang berisi air hangat
      2. Satu sendok makan gula pasir
      3. Seujung sendok makan garam
      4. Cara membuat LGG

        Siapkan gelas yang berisi air minum hangat 200 cc, Kemudian masukan satu sendok makan gula pasir, tambahkan seujung sendok garam dapur dan aduk hingga merata
        Bisa juga dengan memberikan makanan dalam bentuk cair seperti bubur atau sup. Jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan belum makan makanan padat lebih baik diberikan oralit LGG, dan air matang daripada makanan cair.Berikan larutan atau cairan sebanyak anak mau dan teruskan hingga diare berhenti.

    3. Menjaga agar suhu tubuh tetap terjaga
    4. Diare dapat menyebabkan demam yang pastinya membuat anak merasa tidak nyaman dan dapat menyebabkan anak kehilangan cairan karena penguapan air dari dalam tubuh. Menjaga suhu tubuh anak tetap terjaga dapat dilakukan dengan cara :

      1. Memberikan kompres air hangat di area dahi, perut dan sebagainya
      2. Memberi paracetamol dalam bentuk sirup, drops (obat tetes mulut), ataupun tablet disesuaikan dengan kebutuhan/kesenangan anak sesuai dosis berat badan anak. Tidak disarankan untuk memberikan anak dengan dosis yang tidak sesuai karena bisa jadi kurang atau bahkan melebihi yang tentunya dapat memepengaruhi efektifitas obat. Obat bisa jadi kurang ampuh bila dosis kurang atau dapat menyebabkan efek samping serius bila dosis berlebih (overdosis)

    5. Memastikan kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi
    6. Tetap memberikan dukungan nutrisi untuk mencegah kurang gizi. ASI tetap diberikan selama terjadinya diare pada diare akut cair maupun berdarah dan frekuensi pemberian lebih sering dari biasanya. Bila anak sudah mendapat makanan tambahan sebaikny makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada saat anak sehat.

    7. Pemberian suplementasi zinc selama 10 hingga 14 hari
    8. Pemberian suplementasi Zinc. Dosis zinc diberikan sesuai aturan: anak dibawah usia 6 bulan diberikan 10 mg, anak usia di atas 6 bulan diberikan 20 mg.
      Pastikan Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut meskipun anak sudah sembuh atau sudah tidak mengalami mencret lagi

  6. Kondisi serius agar segera ke fasilitas kesehatan
    1. Mencret yang hebat dan terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit atau LGG kurang berhasil
    2. Anak lemas malas minum bahkan bicara, atau anak tidak lebih rewel dari biasanya
    3. Demam tinggi terus menerus hingga anak kejang bahkan setelah dikompres atau diberi obat parasetamol (dosis obat parasetamol mungkin kurang atau obat parasetamol tidak berefek pada anak)
    4. Muntah-muntah berlebih
    5. BAB berlendir atau berdarah, biasanya disebabkan infeksi bakteri yang membutuhkan obat antibiotik yang khusus diberikan oleh dokter
    6. Diare atau mencret lebih dari 7 hari
    7. Terdapat tanda-tanda dehidrasi
      1. Mata tampak cekung, terlihat lebih masuk ke dalam atau sayu
      2. Ubun-ubun cekung pada bayi,
      3. Bibir dan lidah kering,
      4. Tidak tampak air mata meskipun menangis
      5. Turgor berkurang yaitu bila kulit perut dicubit tetap berkerut, (tidak kembali kencang)
      6. Nadi melemah sampai tidak teraba,
      7. Tangan dan kaki teraba dingin,
      8. Kencing berkurang,
      9. Rasa haus yang nyata bahkan anak tidak mau minum
      10. Kejang dan/atau kesadaran menurun


      Perlu diperhatikan jika sebelumnya anak telah dibawa ke dokter atau perawat praktek dan diberi obat, harap dibawa serta obat yang telah diberi dan beri tahukan kepada tenaga medis di rumah sakit, obat apa saja yang telah diberikan pada anak untuk menjadi pertimbangan dokter di fasilitas kesehatan yang dituju.

  7. Cara minum obat yang benar di rumah setelah pulang dari rumah sakit
  8. Obat-obatan minum biasanya diberikan saat anak-anak telah dinyatakan sembuh atau membaik dan dipulangkan dari rumah sakit sebagai pegangan di rumah.

    1. Zinc
    2. Suplemen zinc diberikan pada anak satu kali sehari selama 10 sampai 14 hari meskipun anak sudah sembuh atau tidak mencret lagi. Pemberian zinc disesuaikan dengan usia anak. Pada usia dibawah 6 bulan dosis pemberian 10 mg satu kali sehari. Pada usia diatas 6 bulan dosis pemberian yaitu 20 mg satu kali sehari.
      Sediaan suplementasi zinc ada dalam bentuk tablet maupun sirup. Pada sediaan tablet terdapat dosis 10 mg dan 20 mg. sediaan tablet mudah larut dalam air sehingga bisa diberikan dengan melarutkannya diatas 1 sendok makan berisi air masak. Pada sediaan sirup terdapat dosis 10 mg tiap 5 cc dan 20 mg tiap 5 cc

      Cara pemberian suplemen zinc

      1. Bila anak berusia dibawah 6 bulan
        • Hanya terdapat sediaan tablet 20 mg, berikan setengah tablet diencerkan disendok makan satu kali sehari.
        • Hanya terdapat sediaan tablet 10 mg, berikan 1 (satu) tablet utuh diencerkan disendok makan satu kali sehari.
        • Hanya terdapat sediaan sirup dengan dosis 20 mg tiap 5 cc, berikan 2.5 cc atau setengah sendok teh.
        • Hanya terdapat sediaan sirup dengan dosis 10 mg tiap 5 cc, berikan 5 cc atau 1 (satu) sendok teh.
      2. Bila anak berusia diatas 6 bulan
        • Hanya terdapat sediaan tablet 20 mg, berikan 1 (satu) diencerkan disendok makan satu kali sehari.
        • Hanya terdapat sediaan tablet 10 mg, berikan 2 (dua) tablet utuh diencerkan disendok makan satu kali sehari.
        • Hanya terdapat sediaan sirup dengan dosis 20 mg tiap 5 cc, berikan 5 cc atau 1 (satu) sendok teh.
        • Hanya terdapat sediaan sirup dengan dosis 10 mg tiap 5 cc, berikan 10 cc atau 2 (dua) sendok teh.

        Sangat dianjurkan untuk menggunakan ukuran pasti, bisa menggunakan sendok takar ataupun menggunakan alat suntik (jangan gunakan jarumnya, jauhkan dari jangkauan anak-anak)

    3. Antibiotik

      Pemberian antibiotik saat dipulangkan dari rumah sakit perlu diperhatikan, sepatutnya obat pulang yang termasuk antibiotic yang diberikan dilabeli antibiotic oleh petugas apotik rumah sakit. Bila anak mendapatkan antibiotic dari rumah sakit harus dihabiskan dan sesuai dengan aturan minum. Diharapkan bagi para orang tua memperhatikan penjelasan cara minum obat dari dokter ataupun petugas di apotik. Pemberian antibiotic terdapat dalam 3 sediaan yakni sirup, tablet atau puyer yang disesuaikan dengan berat badan anak.
      Obat antibiotik yang tidak dihabiskan berpotensi untuk menjadikan obat tersebut resisten terhadap kuman, artinya kuman akan mengenali obat tersebut dan "mempelajari" cara menjadi kebal terhadap obat tersebut. Oleh karena itu, sangat tidak disarankan untuk memberikan anak antibiotic sembarangan atau tidak sesuai resep dokter

      Berikut contoh antibiotic yang sering dijual bebas diluar

      • Amoxicillin
      • Ampicillin
      • Cefadroxyl, dan sebagainya
    4. Obat tambahan berdasarkan gejala
      1. Jika anak demam
      2. Pemberian obat penurun demam/panas seperti parasetamol biasanya diberikan saat anak telah sembuh atau membaik setelah dirawat dirumah sakit. Untuk berjaga-jaga saja jika anak terjadi demam lagi di rumah. Pemberian parasetamol diberikan kepada anak kalau perlu saja, artinya hanya diberikan jika terdapat gejala demam saja. Parasetamol yang diberikan kepada anak biasanya dalam bentuk sirup, tablet maupun puyer. Diberikan jika anak demam dengan rentang jeda waktu tiap pemberian adalah 8 jam (bila anak tidak demam lagi, tidak usah diminumkan lagi). Bisa diberikan dengan jeda waktu yang lebih singkat yakni 4 jam setelah pemberian sebelumnya, disesuaikan dengan gejala demam anak. Jika anak tetap demam meskipun telah diberi parasetamol sesuai dosis dokter, berikan kompres hangat, jika demam tidak kunjung mereda selama 3 sampai 4 jam bisa dibawa kembali ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

      3. Jika anak muntah
      4. Pemberian obat anti-muntah seperti domperidone biasanya diberikan saat anak telah sembuh atau membaik setelah dirawat dirumah sakit. Untuk berjaga-jaga saja jika anak terjadi muntah lagi di rumah. Pemberian Domperidone diberikan kepada anak kalau perlu saja, artinya hanya diberikan jika terdapat gejala muntah saja. Domperidone yang diberikan kepada anak biasanya dalam bentuk sirup, tablet maupun puyer. Diberikan jika anak muntah dengan rentang jeda waktu tiap pemberian adalah 8 jam (bila anak tidak muntah lagi, tidak usah diminumkan lagi). Bila gejala muntah masih menetap selama 3 sampai 4 jam bahkan tambah parah bisa dibawa kembali ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

  9. Bagaimana agar tidak kambuh lagi
    1. Memeperhatikan kebersihan makanan dan minuman
    2. Mencuci tangan saat masuk ke dalam rumah
    3. Memperhatikan kebersihan wadah makan dan minum rumah tangga
    4. Tidak jajan makanan atau minuman sembarangan
    5. Mengkonsumsi air minum yang matang
    6. Melakukan pembersihan tempat penampungan air secara berkala
    7. Melestarikan kebersihkan lingkungan tempat tinggal
    8. Menjaga asupan gizi agar daya tahan tubuh optimal

0 Komentar

Komentar Anda