Penyakit Gula darah tinggi (Diabetes Melitus)

Kamis, 20 Juli 2023 - 17:58:54 WITa
Diposting oleh : dr. Farid Jafar
Kategori: Artikel Kesehatan - Dibaca: 319 kali
  1. Deskripsi singkat

    Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah akibat dari rusaknya fungsi insulin (hormon yang mengatur gula darah) dalam tubuh. Terdapat 3 (dua) jenis Diabetes yang paling umum yakni pertama, Diabetes Mellitus tipe 1, diabetes tipe ini dikarenakan tidak bisa berfungsinya pancreas yang merupakan dari "pabrik" untuk memproduksi insulin, sehingga insulin tidak dihasilkan sama sekali dalam tubuh. Diabetes Mellitus Tipe 1 kebanyakan di alami dan terdeteksi pada anak-anak karena memang terjadinya kerusakan organ pankreas dari awal. Kedua, Diabetes Mellitus tipe 2, diabetes tipe ini dikarenakan penurunan fungsi pankreas yang telah "lelah" dan/atau penurunan fungsi insulin menjadi kurang sensitif untuk mengatur kadar gula darah. Penurunan fungsi tersebut dikarenakan tubuh yang terlalu banyak mengkonsumsi makanan dengan kadar gula yang cukup tinggi terlalu sering. Ketiga, diabetes gestasional, yakni peningkatan kadar gula darah yang hanya terjadi selama masa kehamilan, biasanya terjadi diatas usia kandungan diatas 24 minggu, dan akan kembali normal setelah melahirkan

  2. Kapan Dikatakan Diabetes Melitus

    Penegakkan diagnose Diabetes Mellitus dilakukan dengan pengukuran kadar gula darah pemeriksaan gula darah yang dianjurkan adalah secara enzimatik di laboratorium menggunakan bahan plasma darah. Kriteria diagnosis Diabetes Mellitus meliputi 4 hal, yaitu

    1. Pemeriksaan gula darah puasa lebih dari atau sama dengan 126 mg/dl, dengan syarat tidak makan selama minimal 8 jam
    2. Pemeriksaan gula darah 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) lebih dari atau sama dengan 200 mg/dl yakni dengan memberikan glukosa secara ditelan sebanyak 75 gram setelah berpuasa 8 jam, kemudian 2 jam setelahnya di lakukan pemeriksaan gula darah
    3. Pemeriksaan gula darah sewaktu lebih dari atau sama dengan 200 mg/dl dalam keadaan tidak berpuasa dan memiliki keluhan klasik yakni
      • Lebih sering buang air kecil
      • Lebih sering merasa lapar
      • Lebih sering merasa haus
    4. Pemeriksaan HbA1C lebih dari atau sama dengan 6.5%
  3. Penyebab dan kelompok beresiko Diabetes Mellitus

      Faktor resiko yang dapat dimodifikasi

    1. Berat badan berlebih (indeks massa tubuh lebih dari 23,0 kg/m2)
    2. Obesitas (indeks massa tubuh lebih dari 25.0 kg/m2)

    3. Obesitas sentral, pada pria lingkar perut lebih besar dari 90cm, pada wanita lebih dari 80 cm

    4. Kurang aktifitas fisik

    5. Hipertensi atau tekanan darah tinggi

    6. Dyslipidemia atau kadar kolesterol tinggi

    7. Asupan makanan tidak sehat dan tidak seimbang (tinggi kalori)

      Melakukan aktifitas fisik seperti olahraga dapat melatih otot jantung menjadi terbiasa untuk

    8. Merokok

      Faktor resiko yang dapat dimodifikasi

    1. Ras dan etnik
    2. Jenis kelamin
    3. Genetic atau keturunan
    4. Riwayat melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4.000 gram
    5. Riwayat Lahir dengan berat badan lahir rendah dibawah 2.500 gram
  4. Tanda Dan Gejala

    Terdapat tanda dan gejala klasik dari diabetes mellitus yakni

    1. Polidipsi atau lebih sering merasa haus
    2. Polifagi atau lebih sering merasa lapar
    3. Poliuri atau lebih sering buang air kecil
    4. Penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya
    5. Sering merasa lemas
    6. Merasa keram-keram dan kesemutan
    7. Muncul kulit yang menggelap pada area tengkuk (leher belakang) dan ketiak

  5. Komplikasi
    1. Hyperosmolar nonketotik diabetes atau ketoasidosis diabetic

      Kedua kondisi diatas terjadi bilamana terjadi peningkatan kadar glukosa darah mencapai lebih dari 540 mg/dL, dimana kondisi ini menyebabkan darah menjadi sangat kental dan dapat menurunkan kadar air dalam tubuh sehingga akan menyebabkan dehidrasi dan menurunkan tekanan darah, kondisi ini bisa menyebakan kritis pada pasien hingga menyebabkan kematian bila tidak segera diatasi dengan menurunkan glukosa darah

    2. Retinopati

      Dapat menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan

    3. Neuropati

      Menyerang sel-sel saraf sehingga menimbulkan sensasi-kram-kram, kesemutan, nyeri, bahkan mati rasa.

    4. Nefropati

      Menyebabkan kerusakan ginjal

    5. Penyakit jantung koroner,

      Kekentalan darah akibat meningkatnya kadar glukosa darah dapat merusak dinding pembuluh darah yang lama kelamaan dapat menyebabkan sumbatan pembuluh darah jantung, keadaan ini sulit dideteksi bila diperparah oleh pasien yang mengalami neuropati diabetik karena akan mengalami mati rasa

    6. Penyakit pembuluh darah perifer

      kerusakan pembuluh darah arteri kecil di bagian tubuh seperti kaki dan tangan, yang ditandai dengan claudication intermitten atau nyeri pada anggota gerak saat melakukan aktifitas fisik, dan mereda saat istirahat, keadaan ini sulit dideteksi bila diperparah oleh pasien yang mengalami neuropati diabetik karena akan mengalami mati rasa

    7. Stroke

      Kekentalan darah dapat memicu timbulnya sumbatan pembuluh darah di otak yang dapat menyebabkan stroke sumbatan.

    8. Kaki diabetes

      Sebagai kombinasi dari komplikasi penyakit pembuluh darah perifer yang diperparah oleh sensasi mati rasa yang dialami penderita, kemudian penderita diabetes pun mengalami penurunan imunitas sehingga mudah tubuh mudah menjadi infeksi, maka akan terbentuklah luka pada kaki yang sulit untuk sembuh

  6. Kapan Harus Ke Rumah Sakit
    1. Berat badan yang turun tanpa sebab
    2. Lebih sering merasa lelah
    3. Mudah stress atau marah
    4. Infeksi berulang terutama pada
      • Area alat kelamin
      • Saluran kemih
      • Kulit
      • Rongga mulut
      • Luka yang sulit sembuh
    5. Mulut kering
    6. Sensasi terbakar, nyeri bahkan mati rasa pada kaki
    7. Gatal-gatal
    8. Hipoglikemia reaktif suatu kondisi dimana tubuh memproduksi insulin terlalu banyak sebagai setelah makan karbohidrat dalam jumlah yang banyak, sehingga jumlah kadar gula darah menurun drastid, ditandai dengan pusing, badan gemetar, berdebar-debar, berkeringat, mual, dan sakit kepala
    9. Penurunan penglihatan
    10. Impoten atau disfungsi ereksi
  7. Apa yang harus dilakukan dan Cara minum obat setelah pulang dari rumah sakit

    Tujuan dari terapi pasien diabetes adalah untuk mengontrol gula darah berada dalam batas target gula darah optimal. Pada Diabetes Mellitus tipe 1 terapi insulin (mengguanakan jarum suntik) sudah pasti merupakan pilihan, penggunaan obat minum diketahui tidak efektif. Pada penderita diabetes tipe 2 sebaiknya melakukan setidaknya 1 bulan percobaan mengubah pola hidup tanpa diberikan obat dengan mengatur asupan makanan, olahraga, dan menurunkan berat badan untuk mengatur kelebihan gula darah. Jika setelah dengan mengubah pola hidup kadar gula darah tetap tidak terkontrol, maka perlu dipertimbagkan untuk diberikan obat minum atau insulin suntik

    Berikut adalah obat-obatan diabetes yang biasanya diberikan di RSUD Tani dan Nelayan

    1. Metformin

      Tersedia dalam sediaan 500 mg per tablet
      Cara minum : diminum setelah makan 2-3 kali sehari sesuai anjuran minum dari dokter
      Efek samping : BAB encer, mual muntah, kembung, merasa lemas, sakit kepala

    2. Glimepiride

      Tersedia dalam sediaan 1 mg, 2 mg, dan 4 mg
      Cara minum : diminum 1 kali sehari setelah makan atau bersama saat makan di pagi hari

      Efek samping : Kenaikan berat badan, nyeri kepala, hipoglikemia (gula darah menurun drastis) ditandai lemas. Pusing, mudah oleng, bahkan pingsan tidak sadarkan diri, sebaiknya tidak melewatkan makan saat minum obat ini,

    3. Glibenclamide

      Tersedia dalam sediaan 5 mg
      Cara minum : diminum satu kali sehari saat makan di pagi hari
      Efek samping : mual, perut atas terasa kembung, dada terasa panas, ruam kulit. Mata hipoglikemia (gula darah menurun drastis) ditandai lemas. Pusing, mudah oleng, bahkan pingsan tidak sadarkan diri, sebaiknya tidak melewatkan makan saat minum obat ini,
      Segera hubungi dokter jika mengalami gejala seperti : mata dan kulit kekuningan, kotoran berubah menjadi pucat, air kencing berwarna gelap, nyeri lambung, gusi berdarah atau perdarahan lainnya, diare, demam, nyeri tenggorokan, bengkak pada mata wajah, bibir, lidah atau tenggorokan (reaksi alergi)

    4. Novorapid

      Tersedia dalam bentuk menyerupai pulpen, dengan penutup dan jarum
      Cara pakai : suntikkan pada perut atau bahu dengan cara mencubit bagian yang akan disuntikkan secara tegak lurus dengan kulit. 3 kali sehari dengan dosis sesuai anjuran dokter 10-15 menit sebelum makan
      Efek samping

      • Hipoglikemia, yaitu menurunnya kadar gula darah, ditandai dengan kondisi lemas, berkeringat, lapar, pingsan, gemetar, sakit kepala, dan suasana hati berubah.
      • Reaksi alergi terhadap insulin.
      • Penurunan kadar kalium.
      • Nyeri pada tempat penyuntikan.
      • Perubahan jaringan lemak pada tempat
      • penyuntikan insulin.
      • Sakit kepala.
      • Ruam dan kemerahan.
      Perlu diperhatikan :
      • Jangan mencoba mengganti dosis insulin tanpa pengawasan dari dokter
      • Sebaiknya mengganti jarum insulin setiap pemakaian, jangan menggunakan jarum yang sama dengan orang lain
      • Jangan digunakan bila obat ini tiddak jernih dan berubah warna
      • Jika sedang hamil, harap konsultasikan dengan dokter anda
      • Jika memiliki riwayat alergi harap dikonsultasikan dengan dokter anda

    5. Sansulin

      Tersedia dalam bentuk menyerupai pulpen, dengan penutup dan jarum
      Cara pakai : suntikkan pada perut atau bahu dengan cara mencubit bagian yang akan disuntikkan secara tegak lurus dengan kulit. 1 kali sehari dengan dosis sesuai anjuran dokter saat sebelum tidur malam
      Efek samping

      • Hipoglikemia, yaitu menurunnya kadar gula darah, ditandai dengan kondisi lemas, berkeringat, lapar, pingsan, gemetar, sakit kepala, dan suasana hati berubah.
      • Reaksi alergi terhadap insulin.
      • Penurunan kadar kalium.
      • Nyeri pada tempat penyuntikan.
      • Perubahan jaringan lemak pada tempat
      • penyuntikan insulin.
      • Sakit kepala.
      • Ruam dan kemerahan.
      Yang Perlu Di Perhatikan :
      • Jangan mencoba mengganti dosis insulin tanpa pengawasan dari dokter
      • Sebaiknya mengganti jarum insulin setiap pemakaian, jangan menggunakan jarum yang sama dengan orang lain
      • Jangan digunakan bila obat ini tiddak jernih dan berubah warna
      • Jika sedang hamil, harap konsultasikan dengan dokter anda
      • Jika memiliki riwayat alergi harap dikonsultasikan dengan dokter anda

    Sangat dianjurkan untuk minum obat gula darah rutin setiap hari, semua obat-obatan tersebut tidak bersifat menyembuhkan penyakit diabetes, namun hanya bertujuan untuk mengontrol gula darah menjadi optimal, dan sehingga mencegah komplikasi dari penyakit diabetes seperti yang disebutkan diatas sebelumnya, muncul pada penderita. Bila melakukan penghentian bisa jadi gula darah menjadi melonjak meningkat yang dapat menyebabkan munculnya komplikasi dari penyakit ini. Oleh karena itu patuhilah saran dokter agar kualitas hidup anda berjalan dengan baik.

0 Komentar

Komentar Anda